SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menggelar rapat persiapan bulan ramadhan di Gradhika Bhakti Praja, Rabu (7/4). Berbagai isu dibahas, termasuk tata cara pelaksanaan ibadah ramadhan selama pandemi.
Dalam rapat itu, Kakanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad yang mengikuti secara daring menyampaikan, pedoman tata cara pelaksanaan ibadah ramadhan telah diatur oleh Kementerian Agama. Seluruh daerah diharapkan menerapkan pedoman itu dengan baik agar umat aman dan nyaman menjalankan ibadahnya.
Akan tetapi, ada satu hal yang menurut Musta’in yang berpotensi menjadi persoalan. Dalam ramadhan tahun ini, akan ada perbedaan waktu imsakiyah atau waktu yang menunjukkan batas imsak.
“Tahun ini ada yang unik. Kalau penentuan hari pertama puasa, kemungkinan besar akan sama. Tapi ada yang berbeda pada jadwal imsakiyah, dimana Muhammadiyah telah menetapkan waktu imsak hari pertama puasa itu pukul 04.22, sementara Kemenag mengeluarkan jadwal waktu imsak pada pukul 04.14,” kata Musta’in.
Beda waktu imsak itu lanjut dia terpaut delapan menit. Perbedaan itu lanjut Musta’in harus disosialisasikan agar masyarakat paham dan tidak menimbulkan gejolak.
“Ini harus disosialisasikan, jangan sampai nanti timbul persoalan,” ucapnya.
Laporan Kakanwil Kemenag itu cukup menarik perhatian Ganjar. Ia mengatakan, biasanya perbedaan itu terjadi pada penentuan awal puasa, sementara saat ini perbedaannya justru terjadi pada waktu imsak.
“Ini hal baru, dan penting bagi kita semua memahami. Sosialisasi harus dilakukan agar masyarakat menyadari,” katanya.
Ganjar juga akan menggelar rapat khusus membahas perbedaan waktu imsakiyah itu, agar pelaksanaan di Jateng bisa sama.
“Nanti Biro Kesra kita minta mengundang MUI, Kemenag dan ormas Islam untuk rapat membahas ini. Biar semua enak, nanti pelaksanaan di lapangan enak. Akan kita tindaklanjuti masukan dari rapat ini,” tutupnya.