JEPARA- Budidaya ikan dengan system bioflok tengah digandrungi Sebagian masyarakat. Itulah yang menjadi alasan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara mendampingi masyarakat di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan.
Kepala BBPBAP Jepara Sugeng Raharjo, mengatakan kali ini Kelompok Pembudidayaan Ikan Mina Taruna. Kelompok ini diberi 24.000 ekor bibit lele dan 8 media pemeliharaan pada 14 Desember 2020 lalu. Ukuran benih 6-7 ekor centimeter.
Selama sekitar 2,5 bulan, masyarakat sudah bisa memanen dengan hasil cukup memuaskan. Yakni antara 6-8 ekor lele bisa mencapai 1 kilogram. Atau berat rata-rata per ekor 125-167 gram per ekor.
”Selama 75 hari, 90 persen lele hidup sampai panen. Satu kilogram lele bisa dijual dengan harga Rp 17 ribu,” kata Sugeng.
Sugeng menjelaskan, tujuan pemerintah melaksanakan program budidaya dengan system bioflok yakni supaya masyarakat bisa mengenali sistem budi daya yang tengah trend. Selain itu, keuntungan sistem bioflok yakni mudah dan mampu menghasilkan keuntungan berlipat ganda.
Pada tahun lalu, lanjut Sugeng, pemerintah memberikan bantuan dan mendampingi budi daya lele dengan sistem bioflok di lima kabupaten. Yakni di Kabupaten Jepara sebanyak 3 paket (Pokdakan Mina Taruna, Pokdakan Mina Mulia dan Bumdes Lestari), Kabupaten Kudus 1 paket yaitu P okdakan Mulya Jaya, Kabupaten Grobogan 1 paket (Pondok Pesantren Al-Madinah), Kabupaten Blora 1 paket (Pondok Pesantren Al-Fatah) dan Kabupaten Pati 1 paket (Pokdakan Lele Jaya).
”Melalui program ini saya berharap masyarakat bisa meniru budi daya dengan sistem bioflok. Caranya pun tidak sulit. Hasilnya pun lumayan berlipat,” harap Sugeng.