Desa di Magelang Pakai Mitos untuk Lindungi Alam
MAGELANG – Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman Magelang menggunakan mitos untuk melestarikan alam. Ini terbukti dapat menjaga ekosistem lingkungan yang semakin terancam.
Kades Margoyoso, Adi Daya Perdana mengungkapkan tidak hanya mitos, pihaknya juga telah memiliki Peraturan Desa (Perdes) untuk mengatur lingkungan. Perdes ini merupakan solusi persoalan kekeringan. Sebab, setiap tahun warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehar-hari.
“Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa (Perdes) yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman,” kata Adi.
Terkait dengan mitos, Adi menceritakan bahwa masyarakat setempat masih memiliki kepercayaan bahwa jika menebang pohon besar, pasti akan diganggu hal-hal ghaib. Sebab, di pohon-pohon besar kerap ada penunggunya.
“Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil,” terangnya.
Melalui cara itu, terbukti muncul puluhan mata air dengan air yang sangat jernih. Saat ini, di Dusun Silumut sudah ada 88 mata air. Selain itu, di dusun lain ada juga beberapa mata air yang jumlahnya lebih dari 20 titik.
“Dan mata air ini sekarang bisa mencukupi kebutuhan warga kami. Tak hanya itu, desa lain bahkan beberapa desa di Kabupaten Purworejo juga menikmati air dari mata air desa ini,” jelasnya.
Untuk meningkatkan kepedulian bersama, maka Adi Daya membentuk sebuah gerakan bernama ‘Sedulur Tunggal Banyu’. Dengan gerakan itu, maka masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan agar mata air tetap terjaga sampai anak cucu.
“Menjaga mata air ini sama saja menjaga persaudaraan. Melalui mata air, maka kami dapat mempererat tali persaudaraan,” pungkasnya.
Melihat prestasi ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan warga Margoyoso itu. Dengan peraturan desa serta mengedepankan kearifan lokal, langkah-langkah pelestarian lingkungan bisa benar-benar tercapai.
“Ini hebatnya pak Kades dan warga Margoyoso, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi. Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi lingkungan,” katanya.
Langkah itu membuahkan hasil, dengan munculnya sejumlah mata air di desa itu. Bahkan tidak hanya warga setempat yang menikmati, tapi airnya mengalir sampai ke Purworejo.
Penanaman pohon lanjut Ganjar harus terus digencarkan sebagai upaya melindungi mata air. Untuk itu, ia mengajak seluruh masyarakat giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim penghujan.