BANYUMAS – Kabupaten Banyumas sempat dikejutkan dengan munculnya lonjakan kasus Covid-19 dari klaster tarawih. Sebanyak 50 orang saat ini masih diisolasi di tempat karantina terpusat Pondok Slamet Baturaden Purwokerto.
Saat melakukan kunjungan kerja ke Banyumas termasuk mengecek posko-posko penyekatan arus mudik lebaran, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyempatkan menjenguk warga yang dikarantina itu.
Saat tiba di lokasi, Ganjar hanya menyapa beberapa warga dari kejauhan. Sambil berteriak, Ganjar memberikan semangat dan motifasi pada mereka semua.
“Gimana kabarnya, ada yang punya gejala tidak? Sesak nafas, batuk-batuk, atau pilek. Kalau ada keluhan jangan sungkan ngomong sama petugas ya,” teriak Ganjar dari kejauhan.
Beberapa pasien yang sedang diisolasi menjawab bahwa semuanya dalam kondisi sehat. Ada yang sempat kehilangan indera penciuman, tapi saat ini sudah baikan.
“Saya sempat tidak bisa mencium bau pak, alhamdulillah sekarang sudah bisa. Pak mau foto pak, tapi sayang kita jaraknya jauh,” ucap salah satu pasien.
“Ya sudah foto saja dari sana. Kelihatan kok. Atau kalau tidak difotoin dari sini, nanti minta ke petugas ya,” ucap Ganjar.
Ganjar pun menanyakan kenapa mereka semua bisa tertular Covid-19. Salah satu pasien mengatakan bahwa mereka tertular dari klaster tarawih. Ada pula yang ketularan dari tetangganya yang bersilaturahmi.
“Katanya dari klaster tarawih pak. Kita juga tidak tahu ketularan darimana,” ucapnya.
Ganjar kemudian meminta warganya itu bersabar menjalani isolasi. Mereka diminta menjaga kesehatan dan terus meningkatkan imun dengan berolahraga.
“Jangan lupa selalu bahagia. Saya doakan panjenengan semua segera sehat, dan bisa kembali pulang ke rumah,” ucapnya.
Ganjar mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang dikarantina di tempat itu adalah dari klaster tarawih. Selain itu, ada juga beberapa dari klaster keluarga.
“Maka saya titip pesan buat semuanya, kondisinya masih labil, maka saya minta semua disiplin protokol kesehatan. Tadi ada yang ketularan dari tetangga yang main ke rumah, dia tidak tahu dan positif. Sesimpel itu. Maka kita harus benar-benar disiplin prokes dalam setiap kegiatan,” kata Ganjar.
Ia juga menghimbau masyarakat tidak menganggap remeh Covid-19. Banyak masyarakat kini mulai abai dalam pelaksanaan prokes, ada yang tidak pakai masker, tidak jaga jarak dan lainnya.
“Karena merasa sudah aman. Dengan kawan, saudara dan tetangga merasa dekat, sehingga abai. Padahal belum tentu, karena virus ini tidak kelihatan. Maka inilah pentingnya kita menjaga protokol kesehatan,” pungkasnya.