PEKALONGAN – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta masyarakat mematuhi aturan pelaksanaan PPKM Mikro Darurat terkait pelaksanaan ibadah. Dalam kebijakan itu, seluruh masyarakat untuk beribadah di rumah saja.
“Terkait ibadah sudah jelas. Seluruh Jawa-Bali ibadah di rumah. Saya mohon betul agar semua membantu dengan beribadah di rumah. Tahun lalu kita pernah melakukan seperti ini, sehingga tidak perlu diperdebatkan,” kata Ganjar saat mengecek PPKM Mikro Darurat di Kota Pekalongan, Minggu (4/7).
Jika sebelumnya banyak masyarakat protes karena masjid ditutup dan mall dibuka, saat ini kondisinya sama. Mall saat ini semuanya ditutup, tempat wisata dan tempat hiburan juga ditutup.
“Jadi sekarang seimbang, semua ditutup. Tinggal pasar yang masih buka, karena itu untuk kebutuhan sehari-hari. Maka saya minta agar pasar diawasi agar masyarakat bisa aman saat berdagang atau belanja, dengan mengedepankan protokol kesehatan,” jelasnya.
Meski masyarakat beribadah di rumah, namun Ganjar meminta tempat-tempat ibadah tetap menjadi pemimpin spiritualitas bagi umatnya. Pemuka agama di setiap tempat ibadah di Jateng bisa menjadi penggerak untuk meningkatkan spiritualitas masyarakat yang beribadah di rumah.
Misalnya di Kota Pekalongan yang dikenal dengan daerah santri, Ganjar meminta masjid dan musala tetap mengumandangkan adzan dan memimpin kegiatan istighosah atau salawatan. Kegiatan itu dilaksanakan oleh takmir masjid, dan diikuti masyarakat dari rumah masing-masing.
“Jadi selepas Magrib sampai Isya, jangan putus istighosah di masjid dan musala. Yang memimpin takmirnya saja, masyarakat mengikuti di rumah masing-masing,” ucapnya.
Dengan cara itu lanjut dia, maka usaha melawan Covid-19 akan seimbang. Usaha lahiriah dilakukan, namun batiniah tidak boleh dihilangkan.
“Harapannya, keimanan dan spiritualitas kita jadi naik. Jadi tempat-tempat ibadah tetap bisa menjalankan perannya untuk memimpin umatnya, meski mereka beribadah di rumah masing-masing,” pungkasnya.