SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menegaskan pihaknya akan mengikuti perkembangan terkait kemungkinan PPKM Darurat diperpanjang. Skenenario-skenario kontingensi telah disiapkan apabila keputusan perpanjangan PPKM Darurat dilakukan.
Hal itu disampaikan Ganjar menyusul adanya masukan beberapa pakar kesehatan terkait PPKM Darurat. Salah satunya adalah epidemolog dari Universitas Griffith University, Dicky Budiman yang meminta pemerintah memperpanjang PPKM Darurat hingga Agustus mendatang.
“Kita mengikuti perkembangan dari masing-masing yang ada. Maka kami sudah menyiapkan skenario kontinjensi. Apakah diperpanjang atau tidak, kita siap. Apapun yang terjadi, karena keputusan itu dilihat dari perilaku masyarakat seperti apa,” katanya, Rabu (14/7).
Ganjar menegaskan, menambah bed, mencari oksigen sampai menambah tenaga kesehatan bukanlah solusi untuk mencegah Covid-19 bertambah. Yang bisa mencegah adalah mendisiplinkan perilaku masyarakat terkait protokol kesehatan.
“Kalau semua patuh, protokol kesehatan diugemi dan dipegang kencang, maka sebenarnya PPKM Darurat tidak perlu diperpanjang. Tapi kalau tidak bisa, potensi perpanjangan bukan tidak mungkin dilakukan,” jelasnya.
Menurutnya, diperpanjang atau tidak, PPKM Darurat memiliki manfaat dan resiko tersendiri. Kalau tidak diperpanjang, memang ekonomi akan bergerak. Tapi jika masyarakat tidak disiplin lagi, maka resikonya akan lebih berat.
“Tapi kalau mau disiplin dan ini dibuka (tidak diperpanjang), maka akan mengurangi. Apa itu bisa, mari kita bicara pada diri sendiri. Ingat, Indonesia sempat jadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Ini bahaya, kita mesti perang bersama-sama dan disiplin mesti dilakukan,” tegasnya.
Ganjar mengatakan, apapun keputusannya nanti, pihaknya akan mengikuti. Jika diperpanjang, maka tindakan kontinjensinya adalah dengan menyiapkan politik anggaran untuk backup penanganan.
“Dinas UMKM juga sudah saya minta mendeteksi, teman-teman yang sedang berusaha kondisinya seperti apa. Dampaknya seperti apa, tingkat pertahanannya seperti apa. Nanti program penyelematannya seperti apa,” pungkasnya.