JEPARA – Bupati Jepara Dian Kristiandi mengajak umat beragama di Kabupaten Jepara lebih moderat dalam beragama. Dengan menjadi moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Hal ini disampaikan oleh Dian Kristiandi saat menjadi pembicara dalam Dialog Kerukunan Umat Beragama dan Moderasi Beragama di Aula Kantor Kementrian Agama Kabupaten Jepara, Kamis (7/10/2021).
“Moderasi beragama bisa diartikan sebagai cara pandang dalam beragama secara moderat, yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem kanan maupun kiri,” kata Bupati Andi.
Menjadi moderat, lanjut Andi, bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Moderat bukan berarti tidak memiliki militensi, tidak serius atau tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran agamanya.
“Jepara pernah memiliki sejarah kelam dan dijuluki sebagai daerah bersumbu pendek yang mudah tersulut. Dengan menjadi moderat maka sejarah kelam tersebut tidak akan terjadi lagi,” imbuh Andi.
Potensi konflik beragama, kata Andi, terjadi karena beberapa hal. Diantaranya adanya klaim kebenaran yang absolut, adanya doktrin dan kualitas moral spiritual penganutnya, latar belakang budaya serta kultur dan ikatan primordial yang kuat.
“Dan moderasi agama menjadi salah satu jalan yang ditempuh jika ingin memelihara kerukunan beragama,” jelas politisi PDIP ini.
Lebih lanjut Andi menjelaskan jika Pemerintah Kabupaten Jepara sudah melakukan berbagai upaya untuk memelihara kerukunan beragama. Beberapa diantaranya menemukan dan mengurai permasalahan dasar vinternal dan eksternal, membuka kran komunikasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Kita juga terus melakukan dialog interaktif, melakukan safari kebangsaan dan dialog Forum Kerukunan Umat Beragama,” tandas Andi.
Dialog kerukunan umat beragama ini diikuti oleh sejumlah tokoh lintas agama dan organisasi keagamaan, mulai dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha. Selain bupati, narasumber yang dihadirkan lainnya yakni Kapolres Jepara AKBP Warsono dan Ketua FKUB Jepara KH.Mashudi.