REMBANG – Setelah dihelat kali pertama di Banjarnegara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membuka Rembug Desa dengan para kades di Rembang, Rabu (21/7). Ganjar dan 287 kepala desa di Rembang mengurai satu persatu masalah yang muncul di tengah pandemi Covid-19.
Kali ini Ganjar memimpin Rembug Desa langsung dari Pendopo Kabupaten Rembang. Acara yang digelar daring melalui aplikasi zoom itu juga dihadiri Bupati Rembang dan jajaran Forkominda.
Para kades nampak bersemangat menyampaikan permasalahan atau contoh baik penanganan selama pandemi. Kades Dasun Sujarwo menyatakan saat ini di desanya masih ada tiga kasus positif. Ketiga warga yang terjangkit dalam kondisi baik berkat program Jogo Tonggo yang didukung penuh warga desa.
“Tapi ada bantuan sosial tunai sebagian warga yang belum cair, trus juga vaksinasi kami mohon diperbanyak,” katanya.
Ganjar langsung menanggapi dengan meminta timnya mengecek kendala pencairan BST. “Kalau soal vaksin, insyaallah Agustus nanti kita dapat jatah vaksin cukup banyak, nanti bisa dikebut termasuk di desa panjenengan,” kata Ganjar.
Kades Kalitengah Ansori memberikan masukan terkait penerapan PPKM Darurat. Ia meminta agar aturan diperlonggar dengan mengizinkan warung kecil melayani pembeli untuk makan.
“Kasihan pak, kalau dilarang makan di tempat dagangannya tidak laku,” jelasnya.
Sejumlah keluhan juga disampaikan. Diantaranya Kades Bangunrejo Tri Kusmiyanto yang mengeluhkan masih susahnya mencegah kerumunan. “Apalagi wilayah saya besar sekali sedangkan kadesnya cilik pak Ganjar,” kata Tri setengah bercanda.
Kades Megal, Ika Pudiyanti juga mengakui sulit membuat seluruh warganya menurut untuk menaati protokol kesehatan. “Namanya juga banyak orang pak, ada yang nurut ada yang ngeyel, tantangan buat kami pak,” tegas Ika.
Tak cuma soal covid, dalam kesempatan itu Ganjar juga meminta Lurah/Kades memperhatikan persoalan penting lainnya, yakni ibu hamil dan balita. Ganjar menegaskan, tidak boleh ada ibu hamil yang kurang gizi sehingga anaknya jadi stunting.
Gelaran kedua Rembug Desa menurut Ganjar berjalan menyenangkan. Rata-rata, Lurah/Kades di Rembang relatif bisa menghandel persoalan di lapangan.
“Tapi bukan berarti tanpa masalah, relatif masalahnya bisa diselesaikan. Jadi saya sangat optimis, penanganan Covid di level desa bisa diselesaikan. Saya juga optimis, kalau pergerakan masyarakat bisa dibatasi di level desa, maka pergerakan akan berkurang,” jelasnya.
Dari acara itu, Ganjar mengatakan bahwa desa sudah melaksanakan program penanganan Covid dengan baik. Secara keseluruhan, Ganjar belum menemukan problem berat di desa-desa. Hanya ada beberapa persoalan, misalnya angka kasus yang tinggi yang membutuhkan bantuan.
“Mereka punya lokalitas masing-masing untuk menyelesaikan, jadi saya melihat kesiapan mereka cukup bagus. Tak hanya share ide, pengalaman dan praktek di lapangan, mereka juga memberikan masukan yang realistis. Ini kenapa saya gelar Rembug Desa, karena saya Ingin mendengarkan lebih banyak suara rakyat yang ada di desa,” pungkasnya.
Rapat online Rembug Desa tersebut juga disiarkan langsung melalui live streaming di Facebook dan Youtube milik Ganjar Pranowo. Terpantau tidak hanya warga Rembang yang menyaksikan. Tapi juga warga dari berbagai kabupaten kota di Jateng, bahkan dari provinsi dan negara lain.